Sistem perdagangan emisi uni eropa
Andi Samyanugraha
Published on Apr 22, 2020
- 0 Comments
- 1 Like
- Statistics
- Notes
Be the first to comment
- 1. Sistem Perdagangan EmisiUni Eropa(European Union Emissions TradingSystem/EU ETS)
- 2. Gambaran umum (1)• ETS terbesar saat ini• Berbasis cap-and-trade• Membolehkan offsetting 80% kredit CDM dan JIdiserap EU ETS• Isu 1999, legislasi 2003• Dimulai tahun 2005-2007 (phase-I)– 2008-2020 (phase-II); 2020 (phase-III)– Mulai 2020, mencakup sektor penerbangan• Allowances diberikan gratis (grandfathering) namunpada phase-III akan mulai dilelang
- 3. Gambaran umum (2)• Bersifat wajib/mandatory system• Cap berskala instalasi• Mencakup
11,500 instalasi padat-energi, yg setara
45% emisi CO2 EU)• Pemilik instalasi wajib melaporkan emisi yg telahdiverifikasi per tahun dan menyerahkan satu allowanceuntuk setiap tCO2 yg dilepaskan• Penalti utk non-compliance = €100/ton + EUA pengganti• Jumlah allowance akan terus diturunkan sehingga pdthn 2020, emisi akan 21% lebih rendah dibanding levelthn 2005
Parlemen Eropa Setujui Reformasi Perdagangan CO2
Parlemen Eropa hendak hentikan anjloknya harga sertifikat pengotoran udara dan dengan begitu memicu kembali minat ramah lingkungan.
Prinsip perdagangan emisi Eropa cukup mudah: Siapa yang melepaskan karbon dioksida, apakah itu berasal dari pembangkit tenaga listrik, industri atau penerbangan, perusahaan terkait harus membayarnya dengan membeli sertifikat. Tujuannya agar dunia ekonomi ikut melindungi iklim. Pihak yang sangat ramah lingkungan bahkan dapat menjual sertifikatnya kepada yang kurang ramah lingkungan.
Kebijakan politik diharapkan menjadi soal kalkulasi perusahaan dan membawa efek yang ditargetkan. Namun masalahnya terbentur pada sertifikat yang terlalu murah. Komisi Eropa awalnya menargetkan tarif 30 Euro per ton CO2, namun sejak berbulan-bulan harganya hanya sekitar lima Euro. Dengan harga semurah itu, banyak pihak menganggap inovasi ramah lingkungan tidak berguna. Karena itu, Pembangkit istrik tenaga (PLT) batu bara yang merusak lingkungan, kembali menguntungkan. Krisis ekonomi dan pembagian sertifikat secara gratis kepada banyak perusahaan, terutama yang banyak menggunakan energi adalah penyebab dari turunnya harga sertifikat.
Kekhawatiran atas pengangguran dan penutupan pabrik
Di pabrik baja ThysenKrupp di Duisburg, Jerman
Oleh karena itu Komisi menyarankan untuk mengurangi jumlah sertifikat dan dengan begitu harganya akan naik. Namun sejumlah besar pebisnis penting memperingatkan akan beban yang terlalu berat bagi industri, perpindahan dan penutupan pabrik. Ini merupakan alasan kuat pada saat tingkat pengangguran tinggi. Usulan Komisi gagal dalam pemungutan suara di parlemen Eropa April lalu. Tetapi gagasan tersebut telah diperbaiki dan diterima parlemen hari Rabu (3/7). Diputuskan bahwa 900 juta sertifikat akan ditarik dari peredaran dan akan diperdagangkan kembali tahun 2020 dan 2020.
Reaksi yang berbeda
Kompromi ini mencoba untuk mendamaikan pertikaian antara pihak lingkungan dan ekonomi. Juga untuk merangsang sikap ramah lingkungan tanpa terlalu membebani perekonomian. Reaksi terhadapnya beragam. Ada yang menyambutnya dan ada yang menentangnya dengan alasan bahwa “Bila mencampuri pasar perdagangan emisi, orang justru menghancurkan yang sangat diperlukan pasar tersebut, yaitu kepercayaan dan jaminan.” Demikian Herbert Reuel, pemimpin fraksi CDU/CSU dan anggota komisi industri di parlemen Eropa. Perlindungan industri Eropa baginya merupakan prioritas utama. Tetapi teman sefraksinya, Peter Liese berpendapat bahwa harga yang rendah tidak hanya akan melemahkan keinginan ramah lingkungan, tetapi juga menurunkan pemasukan negara dari perdagangan sertifikat yang berujung kurangnya dana bagi perlindungan iklim.
Penaikan harga sertifikat juga didukung oleh sejumlah perusahaan energi raksasa Eropa, misalnya Shell, Eon dan EDF yang melihat ancaman terhadap inovasi mereka. Demikian diungkapkan Bas Eickhout, anggota Parlemen Eropa dari Partai Hijau Belanda. “Mereka melihat bahwa energi batu bara saat ini merupakan yang termurah,” tambahnya. Misalnya Eon yang banyak memiliki PLT gas yang saat ini kepayahan bersaing akibat batu bara yang sedang booming.
Negara anggota diharapkan mendukung
Komisaris Perlindungan Iklim UE, Connie Hedegaard
Setelah Parlemen Eropa menyetujui reformasi sertifikat, kini giliran negara anggotanya yang bertindak. Sulit ditebak, bagaimana kebijakan itu akan dilaksanakan. Karena setiap anggota punya motivasi tersendiri bila itu terkait dengan perlindungan iklim.
Misalnya Denmark yang secara keseluruhan bertumpu pada energi terbarukan, sementara Polandia melindungi PLT batu baranya. Meski banyaknya perbedaan, Connie Hedegaard, Komisaris Perlindungan Iklim Eropa, mengharapkan tercapainya kesepakatan yang sebisanya berkekuatan internasional. Baginya, perdagangan emisi sebagai instrumen terpenting kebijakan perlindungan iklim Eropa adalah sebuah proyek bergengsi UE yang diminati dan dipanuti dunia. Bila gagal, kepercayaan terhadap kebijakan Eropa tersebut akan hilang, tegasnya.
Laporan Pilihan
Pertumbuhan atau Pelestarian Lingkungan
Bisakah pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan berjalan berdampingan? Ada pihak yang berbicara tentang pertumbuhan hijau. Apakah ini tidak merupakan unsur yang bertentangan? (18.06.2020)
Ekonomi Hijau Sebagai Motor Pertumbuhan
Ekonomi hijau diharapkan akan mampu mengurangi angka pengangguran di Eropa yang saat ini mencapai 19 juta orang. Potensinya yang besar searah dengan lika-liku birokrasi yang menghadang. (08.05.2020)
Merkel Upayakan Awal Baru Perlindungan Iklim
“Menunggu bukan pilihan”, diperingatkan Kanselir Angela Merkel saat membuka dialog iklim Petersberg di Berlin. (07.05.2020)
- Tanggal 05.07.2020
- Penulis Christoph Hasselbach
- TemaPerubahan Iklim, Greta Thunberg , Fridays for Future
- Kata KunciUE, Parlemen Eropa, Iklim, Perdagangan Sertifikat CO2, Hedegaard
- Feedback: Tulislah kepada kami!
- CetakCetak halaman ini
- Permalink https://p.dw.com/p/192BP
Konten terkait
Di Tengah Darurat Iklim, UE Berharap Pada Green Deal 09.12.2020
Semua mata tertuju kepada Komisi Uni Eropa yang baru untuk mengungkap rencana jangka panjang mengatasi perubahan iklim.
KTT Uni Eropa, Penentuan Brexit Hingga Konflik Suriah 17.10.2020
Para pemimpin Uni Eropa akan bertemu di Brussel, Belgia, untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahunan mereka. Pembahasan seputar momen penentuan Brexit serta konflik Turki-Suriah jadi agenda utama.
Uni Eropa Tetapkan Reduksi Emisi Kendaraan Yang Lebih Ketat Sampai 2030 10.10.2020
Para menteri lingkungan Uni Eropa memutuskan reduksi emisi kendaraan sampai 35 persen hingga 2030. Pengadilan di Berlin putuskan larangan bagi kendaraan emisi tinggi di beberapa bagian kota.